PALEMBANG -Bank Negara Indonesia (BNI) saat ini tengah merintis pembangunan Kampung Tenun di Desa Muarapenimbung (Ogan Ilir/OI) yang merangkul 400 Kepala Keluarga (KK) yang dikondisikan sebagai penenun songket tradisional. Bank plat merah ini mengucurkan dana Rp 1 miliar dengan bunga 6 persen, sudah terserap 60 persen. Rencananya, Kampung Tenun yang identik dengan sebutan Kampung BNI ini akan diresmikan 12 Agustus mendatang.
Hal ini terungkat pada pertemuan Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin SH dengan Ketua Umum Cinta Tenun Indonesia (CTI) dr Okke Hatta Radjasa, Kamis (23/7) yang berlangsung di ruang rapat gubernur Sumsel.
Menurut Okke, industri kreatif asli Sumsel khususnya Palembang berupa songket sudah tembus di dunia bahkan rencana pemeran di Museum Washington DC yang digelar pemerintah AS akan menampilkan pakaian batik koleksi ibu Presiden AS Barack Hoesin Obama. Sementara Ibu negara Any SBY juga menyumbangkan pakaian batik. Khusus untuk songket yang akan diletakan di Museum Washington DC adalah songket asli Palembang.
"Mohon maaf, bukan karena saya orang Sumsel lantas songket Sumsel go internasional. Tetapi memang, songket Palembang memiliki seni dan kualitas yang luar biasa. Bahkan, songket Palembang dilirik di Jepang oleh para disainer," ungkap Okke dihadapan Alex Noerdin.
Untuk itu, Perkumpulan Cinta Tenun Indonesia (CTI) bermaksud mengumpulkan keunikan tenun di Sumsel dalam satu kawasan, yakni Kampung Tenun di Ogan Ilir, yang kedepannya tidak hanya menjadi kawasan industri kreatif tetapi juga menjadi kawasan wisata yang laku dijual. "Dimana kalau turis mengenal batik, ia bisa langsung membuatnya sendiri di Kampung Tenun," kata Okke.
"Dibanding kualitas tenun lainnya di Indonesia, Songket Palembang yang terbaik dan banyak keunikan motif dan kualitas benangyang dipakai," katanya.
Alex Noerdin yang mendengar langsung status songket Sumsel khususnya Palembang yang kini mendunia, sangat berharap CTI melibatkan pengerajin lokal sehingga efeknya juga dirasakan warga dan tumbuh semangat untuk menjaga industri kreatif agar tidak punah. Sebagai untuk dukungan terhadap program Kampung Tenun, Alex berjanji akan membantu sarana dan prasarana yang dibutuhkan di kawasan Kampung Tenun dengan membangun jalan, jaringan listrik dan Telepon serta fasilitas umum yang distandarkan dengan daya tarik turis.
Usaha Mikro kecil
Sekretaris Perusahaan BNI 46 Intan Abdams Latoppo yang menyertai kunjungan dr Okke Hatta Radjasa, mengatakan, industri kreatif rata-rata berasal dari sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang keberadaanya dapat menyumbang kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional. Salah satu yang dikembangkan BNI, yakni mendirikan kampung tenun di Ogan Ilir. ”Prospeknya sangat bagus, karena usahanya berbasis pada kreativitas dan inovasi,” katanya.
Menurutnya, beberapa program yang telah dilakukan BNI untuk mendukung kegiatan industri kreatif di Indonesia, antara lain program pelatihan industri kreatif di Jakarta dan Bandung pada Februari 2009. Juga memberikan kesempatan kepada mitra binaan di bidang industri kreatif— dalam mengakses pasar melalui eksibisi, baik di dalam maupun di luar negeri. Seperti pada Asian Expo di London pada Januari 2009 khususnyan di Indonesia, Sumsel terpilih untuk pendirian Kampung Tenun karena kualitasnya lebih dibanting produksi tenun lain.
Kepada wartawan, Intan juga mengatakan, persoalan yang dialami pengerajin tenun di alembang umumnya adalah soal benang yang dimonopoli sato orang dengan sumber pemasuk dari India dan China. Untuk mengatasi persoalan ini, BNI telah bekerjasama dengan Balai Pengkajian dan Penerapan Tehnologi (BBPT) untuk mencoba membuat benang yang dibutuhkan.
"Industri benang, kita upayakan dibangun di Kampung Tenun," kata Intan.