GUBERNUR Sumsel H Alex Noerdin, Kamis (23/7) mengunjungi rumah orang tua siswa yang dinyatakan lulus tes masuk SMA Internasional milik Pemprov yang bekerjasama dengan Sampoerna Foundation. 70 siswa yang diterima. 15 di antaranya berasal dari kota Palembang umumnya berasal dari keluarga tidak mampu.
Usai melakukan penandatangan kerjasama pendidikan Pemprov Sumsel dengan Sampoerna Foundation, Alex ditemani Kepala Dinas Diknas Sumsel, Ade Karyana, dan Direktur Komunikasi Sampoerna Foundation Sapto H Sakti mengunjungi kediaman dua dari 15 siswa yang dinyatakan lolos ujian masuk dengan standar Cambridge School Inggris.
Dari latar belakang siswa yang dikunjungi, mereka memiliki kemampuan intelektual, emosional dan spritual luar biasa. Namun kelebihan mereka itu terhalang oleh kondisi ekonomi sehingga mereka tidak bisa tampil ke permukaan karena terkendala biaya. Maka jadilah, sekolah bergengsi hanya milik kalangan mampu.
Melihat kemampuan siswa ini dan lolos ujian masuk sekolah internasional yang proses seleksinya sangat ketat, Alex Noerdin pun angkat topi. Dengan alasan itulah, Alex menyempatkan berkunjung ke rumah siswa untuk melihat dari dekat kondisi rumah dan kehidupan keluarga sehari-hari.
Misalnya Della (14). Anak yatim ini tinggal di Jl Sanjaya Km 10. Della tinggal bersama ibunya yang tuna netra dan neneknya. Untuk hidup keseharian, keluarga kecil itu mengandalkan bantuan dari nenek dan saudara ibu.
Untuk biaya sekolah Della tidak perlu repot karena ia mendapat beasiswa. Prestasinya yang selalu juara kelas membuat Della pantas mendapat bea siswa itu. Selain itu, ia pun membiaya hidupnya dengan sering menjuarai lombaan MTQ. Alumni siswi MTs Negeri 1 Palembang ini memiliki cita-cita menjadi dokter agar kelak bisa mengobati sang ibu.
Melihat perjuangan Della, Alex Noerdin tampak terharu. Alex berjanji akan mewujudkan cita-cita Della ingin menjadi dokter.
“Insyallah, begitu selesai dari SMA Internasional, bisa masuk langsung Fakultas Kedokteran dan 2014 sudah bisa menjadi dokter,” kata Alex menyemangati Della.
Luar Negeri
Siswa kedua yang dikunjungi Alex Noerdin adalah Lovely Octaviolendy (14) yang tinggal di sebuah rumah kontrakan Jl Angkatan 66 Lrg Pancasari II, Sekip Ujung. Saat berkunjung di rumah yang hanya berukuran 4 X 10 meter ini, Alex duduk lesehan karena memang tidak ada kursi tamu dimiliki Anwar Effendy dan Leni Apriyanti, orangtua Lovely.
Lovely sendiri sekolah dari usaha orang tuanya yang menjual jeruk keliling. Bahkan terkadang Lovely ikut membantu ayahnya berjualan.
Jika musim jeruk belum tiba, ayahnya berjualan ubi kayu. Alumni SMP Negeri 10 ini, mengaku diterima di SMA Negeri 6, tetapi ia mengundurkan diri karena tidak ada biaya. Atas saran guru dan kepala Sekolah di SMP-nya belajar, ia pun mengadu nasib untuk ikut tes di SMA Internasional. Alhasil, ia pun lulus.
Yang menarik, Lovely mengaku ingin jadi presiden. Alasannya untuk mengubah nasib rakyat yang masih hidup dalam kekurangan dan ketidakadilan pendidikan.
Mendengar semangat Lovely ini, Alex memberikan support dan ia meminta Sampoerna Fondation agar Lovely diikutkan dalam program pertukaran pelajar internasional. Terhadap kedua orangtua Lovely, Alex memberikan selamat dan terus mendukung anaknya belajar.
“Anak-anak yang diterima di SMA Internasional tidak hanya cerdas intelektual, tetapi harus cerdas diri dan mampu menempatkan posisi dirinya,” katanya.
8 Agustus
Secara resmi kegiatan siswa SMA Internasional Sampoerna Foundation dimulai 8 Agustus mendatang. Peresmian akan dihadiri perwakilan jaringan sekolah internasional Sampoerna Faundation di Indonesia dan berbagai negara di Asia dan Eropa.
Dari 85 siswa, 70 orang siswa asal Sumsel, sedangkan 15 siswa lainnya direkrut dari provinsi lain. Direktur Komunikasi Sampoerna Foundation, Sapto H Sakti mengatakan, semua siswa mendapatkan fasilitas pendidikan secara gratis. Namun ada kontribusi dari Pemda asal siswa bersangkutan yakni Rp 50 juta/siswa/tahun.
“Biaya ini bukan untuk siswa tetapi program pendidikan bagi guru asal daerah,” katanya.
Guru yang disekolahkan, lanjut Sapto, akan menjadi kader untuk membangun sekolah internasional di daerah masing-masing dengan jaringan Sampoerna Foundation.(sin/sta)